Minggu, 20 Oktober 2013

CURUG GADO BANGKONG CISAYONG TASIKMALAYA



XPDC. SAMPALA TASIKMALAYA


Curug Gado Bangkong

Curug Gado Bangkong merupakan sebuah curug yang terletak di Desa Santanamekar, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya. Jalan  menuju ke curug ini hanya bisa dilalui oleh kendaran beroda dua, seperti sepeda motor. Rute perjalanannya adalah dari Kecamatan Cisayong atau dari jalan baru Singaparna menuju Desa Santanamekar. Tidak jauh dari curug ini terdapat curug badak juga.

Curug ini memiliki pemandangan yang indah. Curug yang terletak di kaki gunung galunggung ini masih jarang dikunjungi sehingga pemandangannya pun masih asri. Saat saya berada di atas sebuah jembatan yang dekat dengan curug ini, saya merasakan gemericik air yang sangat menyejukkan.
Inilah foto kami saat mengunjungi curug tersebut.

 Curug Gado Bangkong

Tempat parkir dan tangga menuju ke curug gado bangkong




Pemandangan curug gado bangkong di atas sebuah bukit.



Pemandangan curug saat kami berada di atas jembatan.




Jika informasi ini bermanfaat buat Anda, jangan lupa komentarnya di bawah ini.
Jika Anda tertarik untuk sharing tentang informasi curug ini ke teman Anda yang berada di facebook atau twitter, silahkan pilih tombol sharing facebook atau twitter di bawah ini.
Jangan lupa untuk ikut bergabung bersama kami di facebook di halaman    SALAM RIMBA                                                                                                       

Jumat, 18 Oktober 2013

CURUG TONJONG


CURUG TONJONG, wisata di Tasikmalaya yang belum terjamah

(sampala adventure tasikmalaya)

Mungkin warga Kota Tasikmalaya sendiri belum banyak yang tahu mengenai keindahan objek wisata Curug Tonjong di Kampung Cipeusing, Kelurahan Setiawargi Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya.
Objek wisata berupa air terjun ini, menghadirkan pemandangan bagus, dengan jarak yang tidak terlalu jauh dari pusat Kota Tasikmalaya. Selama ini, objek wisata yang terkenal di Tasikmalaya, hanya Situ Gede, wisata ziarah Pamijahan, Pantai Cipatujah dan Cipanas Galunggung.
Curug Tonjong, berada di ketinggian kurang lebih 300 meter di atas permukaan laut setinggi 50 meter yang mengalirkan air dari Sungai Cibangbay. Suasananya masih alami, udaranya segar dan bebas polusi. Rimbun pepohonan membuat udara sejuk ditambah suara gemercik air yang membuat tenang para pengunjung.
Kini, sarana penunjang wisata sudah dibangun. Fasilitas tersedia antara lain, jalan tangga sebanyak 118 anak tangga yang langsung menuju kawasan Curug Tonjong, gazebo sebanyak 3 buah dan 1 MCK. Beberapa bagian belum selesai pembangunan antar lain betonisasi lanjutan, kirmir serta gapura.
“Pembangunan Curug Tonjong dimulai November 2011. Saat ini pembangunannya sudah mencapai 70%,” terang Sis Mustaqim, senior fasilitator PNPM Kecamatan Tamansari beberapa waktu lalu.
Pembangunan objek wisata tersebut merupakan bantuan program Pemberdayaan Lingkungan Berbasis Komunitas (PLBK) atau Neighbourhood Development yang didapat Kelurahan Setiawargi senilai Rp1 miliar. Dana bantuan tersebut sebagian dialokasikan untuk pembangunan objek wisata.
“Dipilih curug tonjong untuk penerapan dana Rp1 miliar tersebut merupakan hasil rembug masyarakat untuk menjaring potensi wisata,” katanya. (ajz)
                                                                                                                            doc. andrew sampala

CURUG BATU BLEK CISAYONG TASIKMALAYA

                        XPDC. CURUG BATU BLEK  

                                       SAMPALA TASIKMALAYA

  KECAMATAN CISAYONG KAB. TASIKMALAYA

    Setelah sebelumnya sukses dengan ekspedisi di Curug Badak dan Curug Gado Bangkong yang terletak di Desa Santana Mekar. Kali ini saya berhasil sampai di Curug Batu Blek yang secara administratif masuk ke wilayah desa yang sama yakni Santana Mekar, Kec Cisayong, Kab Tasikmalaya. (curug berarti air terjun dalam bahasa sunda).
       Namun rute perjalanan menuju Curug ini berbeda dengan kedua curug di atas. Anda bisa menggunakan akses jalan kecamatan Cisayong lalu lurus sampai ujung jalan kecamatan yang pada akhirnya jalan kan menyempit dan bertemu pada perempatan jalan baru Ciawi-Singaparna. dari perempatan tersebut ambil jalan lurus menuju arah kampung Cipeteuy. 
     Bila anda bingung maka anda tinggal tanyakan pada warga yang biasa lalu lalang disekitar perempatan jalan baru Ciawi-singaparna. setelah menyusuri jalan desa yang relatif berlubang dan sempit (lebar jalan sekitar 2m) maka di kilometer pertama kita akan melewati jembatan lalu jalan menanjak dan selanjutnya anda akan bertemu denganpertigaan jalan. Lalu ambilah arah kiri. 
edwin iskandar photograph
     5 km selanjutnya anda tinggal terus menyusuri jalan desa hingga ujung jalan beraspal. Karena selanjutnya permukaan jalan akan berubah menjadi jalan semen (bukan rabat beton) disini saya sarankan anda untk menggunakan kendaraan roda dua dan pastikan kondisi kendaraan anda dalam kondisi fit dengan ban yang prima (baik dari segi permukaan ban luar maupun tekanan udaranya) jalan semen hanya menemani perjalanan anda sajauh satu kilometer saja selanjutnya permukaan jalan praktis tak beralaskan material keras seperti semen atau aspal. Jalan tanah akan setia menemani anda hingga lokasi curug. (kendaraan roda empat sudah dipastikan tidak akan mampu masuk ke jalur ini lebar jalan hnyasekitar 1-1,5 m saja).

Di 3 km terakhir jalan yang akan anda lalui semakin ekstrim dan cukup memacu adrenallin sehingga jantung anda akan berdetak lebih cepat. Saya sarankan bagi anda yang kurang memiliki keahlian dalam belancing mengemudikan sepeda motor (khususnya perempuan) sebaiknya anda parkirkan motor anda di perkampungan warga sebelumnya. 
Daripada anda harus repot mengendalikan motor di bibir jurang sedalam 100 m. Kalo sampai anda tergelincir bukan saja motor anda yang melayang bebas ke dasar jurang, tapi dapat dipastikan nyawa anda pun akan ikut melayang ke akherat.. hahahaha 

       Jika anda sudah melihat pemandangan vegetasi hutan dan ladang seperti ini maka segera bersyukur karena anda berada di 1,5 Km terakhir. 

  Sungguh pesona alam yang memikat bukan.
 Deretan pohon menjulang menantang langit didasarnya terdapat hamparan pesawahan yang subur dengan air deras dan jernih.

     
     Nah disinilah akhir perjalanan dengan sepeda motor anda, parkirkan lalu kunci ganda buat jaga-jaga tapi motor di sebelah motor saya aja tetep aman walaupun sang pemilik ninggalin tas di atas jok nya. kedua motor tersebut adalah motor petugas perhutani yang lagi melakukan pengecekan hutan ke arah cipeuteuy
    Tapi kabar duka nya 1,5 Km terakhir tersebut harus ditempuh dengan jalan kaki. Untuk itu siapkan diri anda lakukan peregangan otot dan beristirahatlah sejenak guna memberikan tubuh dan otot-otot anda untuk relaksasi. 
   Setelah dirasa siap lanjutkan perjalanan dengan menyusuri sebuah saluran irigasi berbentuk selokan selebar satu meter. Pastikan anda berangkat tidak sendirian seperti saya karena hutan ini masih sangat jarang dijamah dan memiliki banyak mitos mistis. Saya aja sampai ga berenti berdoa selain karena berangkat sendirian saya terakhir bertemu manusia yaitu dengan bapak-bapak warga dan petugas perhutanan (jumlahnya 4 orang) yang sedang melakukan pengukuran wilayah, itu pun berada jauh di ujung jalan tempat saya markirin motor. 
    Sepanjang berjalan kaki menyusuri hutan anda jangan terkecoh dengan persimpangan-persimpangan jalan yang akan membuat otak anda bingung harus pilih jalan yang mana. Persimpangan jalan tersebut adalah jalur para warga dalam merambah hutan guna mencari kayu bakar atau hasil hutan lainnya. Tetaplah konsisten pada aliran selokan berair jernih karena sumber dari air itu adalah dari curug batu blek. Juga anda jangan cepat bersenang hati ketika mendengar suara gemuruh khas air terjun. Kerana itu bisa jadi hanya suara air selokan yang bocor dan merembes lalu mengalir kedasar jurang sehingga suara gemuruhnya bak air terjun. 
    Tetap fokus pada pijakan kaki dan jalan disekitar anda karena di beberapa bagian saya temui jalan yang amblas dan berpotensi longsor bila salah pijakan. Jika cuaca mendung atau menandakan akan turun hujan sebaiknya urungkan niat anda untuk meneruskan perjalanan karena selain jalan akan licin,ancaman longsor akan lebih sering mengancam jiwa anda. Selain itu diakhir perjalanan anda akan menyusuri jalan batu sekaligus dinding selokan yang menanjak tajam dengan sisi jurang dalam. Jika hujan turun bukan hanya licin tapi debit air yang deras akan menutup jalan batu yang menanjak tersebut “ sungguh sangat mengerikan dan dapat dipastikan anda tidak akan bisa melaluinya (gila aja mau nerobos derasnya air yang meluncur deras dengan kemiringan diatas 70°) 
      Untuk itu hindari hujan atau setelah hujan. Tentunya anda tidak mau hal buruk seperti tergelincir, patah tulang atau perpisahan antara raga dan nyawa anda terjadi bukan ? haha 
       Dikondisi kering dan cuaca berahabat pun anda harus ekstra waspada. Jalanan tetap licin karena akses jalan menyusuri dinding selokan yang terbuat dari tembok semen yang sudah berlumut. Semak belukar setinggi 20 cm hampir selalu anda lalui jelas itu sangat menggangu pandangan kita terhadap pijakan. Saya sekaliberpapasan dengan ular hitam mirip cobra sepanjang dua meter. Sumpah gede banget, kaget dan takut bertemu so.. darah seakan berhenti mengalir dan wajah pun pucat pasi.. untung si ular dengan diameter sebesar paralon pvc ukuran 1,5 inch itu tidak terusik dengan kehadiran saya dan pergi menyelinap ke semak semak sehingga raib dari pandangan mata dalam sekejap. Belum pulih rasa trauma dan shock setelah bertemu ular tiba-tiba sekelompok monyet terlihat kejar-kejaran di pepohonan dan berteriak sehingga suaranya cukup memecah keheningan hutan. Sungguh hutan yang masih cukup lestari dan liar... 
Cape dengan segala penderitaan di perjalanan akhirnya inilah curug batu blek.. saya yang saat itu hanya sendirian dipuaskan menikmat keindahan curug secara eksklusif dan membuat saya khusus dalam sesi pemotretan. Untuk selanjutnya biar jepretan saya yang bercerita. Silakan menikamati.... 
Dan tetap nantikan petualangan saya selanjutnya.. salam petualang dan jepret..
Galery Photo 
Derasnya Batu Blek