Jumat, 18 Oktober 2013

CURUG BATU BLEK CISAYONG TASIKMALAYA

                        XPDC. CURUG BATU BLEK  

                                       SAMPALA TASIKMALAYA

  KECAMATAN CISAYONG KAB. TASIKMALAYA

    Setelah sebelumnya sukses dengan ekspedisi di Curug Badak dan Curug Gado Bangkong yang terletak di Desa Santana Mekar. Kali ini saya berhasil sampai di Curug Batu Blek yang secara administratif masuk ke wilayah desa yang sama yakni Santana Mekar, Kec Cisayong, Kab Tasikmalaya. (curug berarti air terjun dalam bahasa sunda).
       Namun rute perjalanan menuju Curug ini berbeda dengan kedua curug di atas. Anda bisa menggunakan akses jalan kecamatan Cisayong lalu lurus sampai ujung jalan kecamatan yang pada akhirnya jalan kan menyempit dan bertemu pada perempatan jalan baru Ciawi-Singaparna. dari perempatan tersebut ambil jalan lurus menuju arah kampung Cipeteuy. 
     Bila anda bingung maka anda tinggal tanyakan pada warga yang biasa lalu lalang disekitar perempatan jalan baru Ciawi-singaparna. setelah menyusuri jalan desa yang relatif berlubang dan sempit (lebar jalan sekitar 2m) maka di kilometer pertama kita akan melewati jembatan lalu jalan menanjak dan selanjutnya anda akan bertemu denganpertigaan jalan. Lalu ambilah arah kiri. 
edwin iskandar photograph
     5 km selanjutnya anda tinggal terus menyusuri jalan desa hingga ujung jalan beraspal. Karena selanjutnya permukaan jalan akan berubah menjadi jalan semen (bukan rabat beton) disini saya sarankan anda untk menggunakan kendaraan roda dua dan pastikan kondisi kendaraan anda dalam kondisi fit dengan ban yang prima (baik dari segi permukaan ban luar maupun tekanan udaranya) jalan semen hanya menemani perjalanan anda sajauh satu kilometer saja selanjutnya permukaan jalan praktis tak beralaskan material keras seperti semen atau aspal. Jalan tanah akan setia menemani anda hingga lokasi curug. (kendaraan roda empat sudah dipastikan tidak akan mampu masuk ke jalur ini lebar jalan hnyasekitar 1-1,5 m saja).

Di 3 km terakhir jalan yang akan anda lalui semakin ekstrim dan cukup memacu adrenallin sehingga jantung anda akan berdetak lebih cepat. Saya sarankan bagi anda yang kurang memiliki keahlian dalam belancing mengemudikan sepeda motor (khususnya perempuan) sebaiknya anda parkirkan motor anda di perkampungan warga sebelumnya. 
Daripada anda harus repot mengendalikan motor di bibir jurang sedalam 100 m. Kalo sampai anda tergelincir bukan saja motor anda yang melayang bebas ke dasar jurang, tapi dapat dipastikan nyawa anda pun akan ikut melayang ke akherat.. hahahaha 

       Jika anda sudah melihat pemandangan vegetasi hutan dan ladang seperti ini maka segera bersyukur karena anda berada di 1,5 Km terakhir. 

  Sungguh pesona alam yang memikat bukan.
 Deretan pohon menjulang menantang langit didasarnya terdapat hamparan pesawahan yang subur dengan air deras dan jernih.

     
     Nah disinilah akhir perjalanan dengan sepeda motor anda, parkirkan lalu kunci ganda buat jaga-jaga tapi motor di sebelah motor saya aja tetep aman walaupun sang pemilik ninggalin tas di atas jok nya. kedua motor tersebut adalah motor petugas perhutani yang lagi melakukan pengecekan hutan ke arah cipeuteuy
    Tapi kabar duka nya 1,5 Km terakhir tersebut harus ditempuh dengan jalan kaki. Untuk itu siapkan diri anda lakukan peregangan otot dan beristirahatlah sejenak guna memberikan tubuh dan otot-otot anda untuk relaksasi. 
   Setelah dirasa siap lanjutkan perjalanan dengan menyusuri sebuah saluran irigasi berbentuk selokan selebar satu meter. Pastikan anda berangkat tidak sendirian seperti saya karena hutan ini masih sangat jarang dijamah dan memiliki banyak mitos mistis. Saya aja sampai ga berenti berdoa selain karena berangkat sendirian saya terakhir bertemu manusia yaitu dengan bapak-bapak warga dan petugas perhutanan (jumlahnya 4 orang) yang sedang melakukan pengukuran wilayah, itu pun berada jauh di ujung jalan tempat saya markirin motor. 
    Sepanjang berjalan kaki menyusuri hutan anda jangan terkecoh dengan persimpangan-persimpangan jalan yang akan membuat otak anda bingung harus pilih jalan yang mana. Persimpangan jalan tersebut adalah jalur para warga dalam merambah hutan guna mencari kayu bakar atau hasil hutan lainnya. Tetaplah konsisten pada aliran selokan berair jernih karena sumber dari air itu adalah dari curug batu blek. Juga anda jangan cepat bersenang hati ketika mendengar suara gemuruh khas air terjun. Kerana itu bisa jadi hanya suara air selokan yang bocor dan merembes lalu mengalir kedasar jurang sehingga suara gemuruhnya bak air terjun. 
    Tetap fokus pada pijakan kaki dan jalan disekitar anda karena di beberapa bagian saya temui jalan yang amblas dan berpotensi longsor bila salah pijakan. Jika cuaca mendung atau menandakan akan turun hujan sebaiknya urungkan niat anda untuk meneruskan perjalanan karena selain jalan akan licin,ancaman longsor akan lebih sering mengancam jiwa anda. Selain itu diakhir perjalanan anda akan menyusuri jalan batu sekaligus dinding selokan yang menanjak tajam dengan sisi jurang dalam. Jika hujan turun bukan hanya licin tapi debit air yang deras akan menutup jalan batu yang menanjak tersebut “ sungguh sangat mengerikan dan dapat dipastikan anda tidak akan bisa melaluinya (gila aja mau nerobos derasnya air yang meluncur deras dengan kemiringan diatas 70°) 
      Untuk itu hindari hujan atau setelah hujan. Tentunya anda tidak mau hal buruk seperti tergelincir, patah tulang atau perpisahan antara raga dan nyawa anda terjadi bukan ? haha 
       Dikondisi kering dan cuaca berahabat pun anda harus ekstra waspada. Jalanan tetap licin karena akses jalan menyusuri dinding selokan yang terbuat dari tembok semen yang sudah berlumut. Semak belukar setinggi 20 cm hampir selalu anda lalui jelas itu sangat menggangu pandangan kita terhadap pijakan. Saya sekaliberpapasan dengan ular hitam mirip cobra sepanjang dua meter. Sumpah gede banget, kaget dan takut bertemu so.. darah seakan berhenti mengalir dan wajah pun pucat pasi.. untung si ular dengan diameter sebesar paralon pvc ukuran 1,5 inch itu tidak terusik dengan kehadiran saya dan pergi menyelinap ke semak semak sehingga raib dari pandangan mata dalam sekejap. Belum pulih rasa trauma dan shock setelah bertemu ular tiba-tiba sekelompok monyet terlihat kejar-kejaran di pepohonan dan berteriak sehingga suaranya cukup memecah keheningan hutan. Sungguh hutan yang masih cukup lestari dan liar... 
Cape dengan segala penderitaan di perjalanan akhirnya inilah curug batu blek.. saya yang saat itu hanya sendirian dipuaskan menikmat keindahan curug secara eksklusif dan membuat saya khusus dalam sesi pemotretan. Untuk selanjutnya biar jepretan saya yang bercerita. Silakan menikamati.... 
Dan tetap nantikan petualangan saya selanjutnya.. salam petualang dan jepret..
Galery Photo 
Derasnya Batu Blek


                                        

                                   



1 komentar:

  1. kang mau tanya ini kalo transport ke kp. cipeteuy dari bandung gimana? atau minimal dari stasiun tasik kang, apa bisa pake angkot langsung ke kp.cipeteuy? makasih kang

    BalasHapus